Janji Sang Politikus

Lihatlah begitu mudah para politikus bicara, namun seiring waktu mereka mengkhianati apa yang pernah diucapkan.

Jokowiforia: Terminologi Baru dalam Kancah Politik Nasional

Dinamika politik Indonesia semakin menarik disimak, ibarat filem drama aksi yang memasuki babak karakter baik yang mengalahkan karakter jahat. Sorak sorai penonton menginspirasi para pemain politik lain untuk mendapatkan tuah citra Jokowi.

Khitan-Circumsition Antara Mitos dan Fakta

Tradisi sunat atau yang sering kita kenal dengan khitan ternyata memiliki sejumlah kontrovesi. Banyak yang percaya tindakan khitan sangat baik bagi kesehatan, namun sejumlah fakta membuktikan bahwa tradisi sunat/khitan ini tak lebih dari tindakan yang sia-sia

Kartun Muhammad Kontroversi dari Suatu Reaksi

Gelombang protes kaum Muslim di seluruh dunia tentang penggambaran Muhammad dinilai terlalu berlebihan mengingat pengikut agama ini kerap melakukan kekerasan dalam menyampaikan protesnya terhadap kritikan orang lain

Upah Kerja dalam Sistem Komunis

Kemiskinan merupakan keniscayaan dalam sistem ekonomi liberal, dimana sang pemilik modal merampas hak para pekerja

Kamis, 18 Oktober 2012

JOKOWIFORIA: Dari Demam El Classico Sampai Mabuk Bombay

Sehari setelah pelantikan sebagai Gubernur DKI Jakarta priode 2012-2017 pasangan Jokowi-Basuki langsung tancap gas, sang Gubernur blusukan ke sudut-sudut kumuh Kota Jakarta sementara sang Wakil yang minoritas Tionghoa ini seperti mengambil partisi lain tugas pemerintahan daerah dengan membenahi kekumuhan birokrasi institusi yang mereka pimpin.


Minggu, 23 September 2012

Mitos dan Fakta Tentang Sunat atau Khitan

Banyak orang percaya bahwa tindakan sunat (circumcition) memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan kebersihan disamping bahwa tradisi ini merupakan perintah dari ajaran adat maupun agama. Tapi apakah benar keadaannya demikian, berikut beberapa mitos dan fakta tentang sunat.

Jumat, 21 September 2012

Bagaimana Menggambar Muhammad Dengan Menggunakan Microsoft Paint

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah pastikan komputer anda dilengkapi dengan software microsoft paint, buka pada menu program ---> accesorries ---> microsoft paint

 

Kartun Muhammad dari Waktu ke Waktu

Dalam kepercayaan agama Islam dilarang melukiskan mahluk bernyawa karena hal ini dikuatirkan akan tercemarnya ajaran Islam oleh kebiasaan tradisi pra-Islam dalam hal penyembahan berhala. Nmaun sejarah telah mencatat jauh sebelum ini upaya penggambaran karakter Muhammad telah pernah dilakukan jauh sebelumnya seperti dikutip dalam wikipedia sbb:

1. Investiture of Ali dalam kitab Al-Biruni Chronology of Ancient Nations  tahun 1307-1308

Kartun Maut yang (tidak) Memakan Korban

Reaksi umat Islam seluruh dunia cenderung berlebihan setelah menyikapi kartun Muhammad yang dipublikasikan beberapa pihak, belakangan ini diributkan kembali oleh penayangan film "innocence of Muslim' ditambah lagi majalah satire Prancin Charlie Hebdo menampilkan karikatur Muhammad sebagai cover majalahnya. Dengan seorang Yahudi ortodoks sambil berkata "kalian jangan menghina kami!"

Senin, 17 September 2012

Kemiskinan dalam Sudut Pandang Komunisme

Pernyataan kontroversial yang disampaikan oknum Ketua DPRRI berinisial 'MA' dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh BEM Perguruan Tinggi NU di Jombang bahwa kemiskinan terjadi karena orang tersebut malas bekerja. Tentu saja pernyataan ini tidak saja mengundang polemik bahkan juga gelombang protes dari masyarakat, apalagi pernyataan ini disampaikan oleh seorang ketua Parlemen dimana institusi tersebut banyak tersandung kasus Megakorupsi yang berlarut-larut. Ditambah lagi pernyataan yang dikeluarkan MA atas lontaran sebuah pertanyaan yang mengkaitkan relasi sebab akibat korupsi terhadap angka kemiskinan di Indonesia. Tidak cukup waktu semalam untuk membahas kualitas moral oknum tersebut berkaitan dengan pernyataannya itu. Maka saya akan memberikan sekedar analisa sederhana tentang siklus kemiskinan dalam sudut pandang komunisme.

Politikus Indonesia dalam Karakter Serial Kartun Televisi

Belakangan ini suhu politik dinegara Indonesia sedang mengalami tensi yang tinggi, ditengah skandal korupsi kian merebak disertai dengan intrik politik yang menimbulkan keresahan ditengah masyarakat. Sekedar mengendurkan syaraf saya membuat ilustrasi tentang kemiripan tokoh politik negeri ini dengan karakter serial kartun televisi, berikut ulasannya.

1. Susilo Bambang Yudhoyono
Beliau adalah Presiden Republik Indonesia yang oleh media luar negeri The Economist diberi sebutan 'the lame duck'. Di mata rakyat Indonesia sendiri beliau adalah tipikal pemimpin yang peragu, lambat dalam mengambil keputusan dan dikenal dengan presiden penuh pencitraan. Penulis berpendapat Presiden SBY relatif mirip dengan karakter Lionel Hutz, yaitu seorang pengacara Springfield dalam serial film kartun The Simpsons.

Analisa Logo Cagub-Cawagub PILKADA DKI 2012


Seperti biasa ditiap perhelatan pemilihan umum baik untuk calon legislatif maupun calon eksekutif daerah maupun pusat bahwa semua kandidat akan menampilkan gambaran dirinya dan atau pasangan calon dengan image yang paling sempurna untuk dijadikan poster atau sejenisnya sebagai bahan kampanye. Dengan harapan masyarakat calon pemilih memiliki kesan positif terhadap apa dan atau siapa yang akan dipilih. Tentu saja siapapun akan menampilkan image yang paling sempurna untuk menggambarkan dirinya kepada masyarakat dengan ekspektasi masyarakat akan jatuh hati pada pasangan tersebut. Kali ini saya hanya akan memberikan pendapat pribadi tentang gambaran poster kandidat-kandidat gubernur DKI Jakarta pada pemilukada 2012. 

1. FOKE - NARA
Pasangan tersebut memiliki motto "MAJU TERUS" ini adalah slogan yang biasa dipakai inkumben untuk memasuki tahapan pemilihan periode berikutnya. Dengan kata "maju" dan "terus" yang kira-kira artinya selama dia menjabat Jakarta maju kedepan dan terus tanpa menoleh kebelakang terutama untuk kesalahan atau kegagalan yang diperbuat. Jadi tidak ada istilah mundur kebelakang apalagi menyangkut skandal-skandal yang mungkin terjadi selama pemerintahannya terdahulu. Kesan yang bisa diambil dari gaya kepemimpinannya adalah kuat, tidy, perfeksionis namun antikritik dan kurang peka. Sementara itu poster yang ditampilkan dengan latar belakang warna orange dan  tugu monas sebagai ciri Jakarta. Adapun seragamnya berupa jas konservatif berwarna hitam lengkap dengan peci. Dari semua pasangan harus diakui pasangan inilah yang paling ideal dari segi penampilan dan aura kepemimpinan.

Selasa, 14 Agustus 2012

Rhoma Irama Apakah Contoh Terburuk Seorang Ulama?

Gegap gempita Pilkada DKI 2012 tidak saja diwarnai oleh munculnya pasangan tak lazim dinegara Indonesia ini, Jokowi yang disebut-sebut sebagai tokoh sederhana dan Basuki sebagai pasangan cawagub dari kalangan minoritas dimana keduanya dikenal sebagai pribadi yang bersih dari dugaan korupsi. Namun sebagaimana kita mafhum oleh isue SARA yang masih sensitif dinegara ini selalu saja berhembus ditiap perhelatan demokrasi. Katakanlah pada waktu pemilu awal reformasi pada tahun 1999 dimana PDIP sebagai partai pemenang pemilu dimana telah beredar pidato Theo Syafei yang bernuansa SARA di sebuah gereja merupakan seorang purnawirawan tentara adalah petinggi partai tersebut. Isue ini tak mempan membikin rakyat Indonesia yang mayoritas muslim mengurungkan niatnya untuk tidak memilih partai yang lahir pada masa reformasi ini.

Minggu, 12 Agustus 2012

Meramal Hasil Pilkada DKI 2012 Putaran II

Keputusan sikap politik PKS mengenai dukungan kepada pasangan Foke-Nara dalam pilkada DKI putaran II telah sampai pada sikap resmi partai. Masyarakat yang telah menunggu-nunggu sikap apa yang akan diambil PKS itu menuai pro dan kontra. Sementara pasangan Jokowi-Ahok yang merupakan pemenang pilkada putaran I terkesan dikeroyok oleh gerombolan partai politik sebagaimana yang menimpa pasangan Adang-Dani pada Pilkada DKI 2007.

Pasangan Adang-Dani yang diusung PKS pada waktu itu yang membawa suara hasil pemilu 2004 melewati jumlah capaian suara PKS sendiri hingga 42% pemilih jakarta, sementara pasangan Foke-Prijanto didukung segerombolan partai politik yang berkoalisi. Disini menunjukkan kalkulasi politik tidak serta merta hanya didasarkan pada perolehan suara partai politik hasil pemilu legislatif.

Rabu, 18 Juli 2012

Jakarta People Power 2012

Euforia kemenangan pasangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta Jokowi dan Ahok pada putaran I Pilkada DKI belum mencapai klimaksnya. Banyak pihak percaya bahwa penghitungan sementara yang memenangkan pasangan ini membuktikan bahwa masyarakat pemilih khususnya DKI Jakarta telah mengalami pencerahan. Image positif yang dimiliki pasangan ini sebagai figur pemimpin yang jujur, bersih dan mengayomi rakyatnya begitu dirindukan masyarakat.
Ditengah hingar bingarnya kepesimisan bahwa pasangan ini akan mengalami banyak hambatan karena selain diusung oleh partai nasionalis (baca: kiri) merekalah satu-satunya kandidat yang merepresentasikan masyarakat sipil dan (bahkan) kaum minoritas.
Ini merupakan sejarah baru dalam perpolitikan bangsa Indonesia ketika masyarakat Jakarta dengan rasio jumlah penduduk muslim mencapai hampir 85% dan dikenal sebagai daerah 'hijau' dimana dalam beberapa kali dilaksanakannya pemilu merupakan kantong suara partai-partai Islam telah mengalami transformasi secara politis maupun ideologis.
Yang cukup mencengangkan adalah suara dari PKS partai era reformasi yang berhaluan Islam ini telah kehilangan taji dilumbungnya sendiri alih-alih pada pemilu 2004 partai ini memiliki suara terbanyak (24%) di DKI namun pada pilkada kali ini pasangan kandidat yang diusung PKS bersama dengan seorang kader dari PAN (Muhammadiyah) hanya menndapatkan 11% suara. Bahkan koalisi pasangan kandidat dari partai Islam PPP dengan Golkar masih dibawah suara dari pasangan non-partai Faisal-Biem yang tak mencapai 5%.
Terlepas dari jatuhnya pamor partai-partai penguasa akibat skandal megakorupsi, menurut hemat saya perilaku pemilih masyarakat Jakarta sudah cerdas dan kritis. Sekat-sekat primordialisme telah runtuh kontras sekali bila kita masih mengingat tragedi kerusuhan awal reformasi 98 dimana mata dunia menyaksikan pembantaian warga minoritas tionghoa di Jakarta. Prasangka-prasangka negatif yang sering ditujukan pada kaum minoritas Tionghoa dan Nasrani berganti dengan keberanian menitipkan amanah kepemimpinan dibilik suara. Sejarah juga mencatat Sjarekat Islam pernah menitipkan wakilnya di parlemen (Volksraad) pada masa penjajahan Kolonial Belanda kepada Henk Snevliet seorang tokoh pergerakan yang membantu rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan Kolonial Belanda yang notabene tidak beragama Islam.
Angin perubahan sudah mulai berhembus dinegara ini, kekuatiran terhadap gerakan-gerakan keagamaan radikal yang masif serta merta pupus ditangan rakyat Jakarta sendiri. Sikap kritis  masyarakat DKI tidak lagi bisa menjadi objek adu domba yang dapat berpotensi menimbulkan konflik horizontal.
Seiring dengan angin kebebasan yang berhembusn sejak masa reformasi Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pun menyemarakkannya dengan pernyataan bahwa penganut ateisme dan komunis dapat hidup setara di negara Pancasila ini.
Walaupun ditengah-tengah masyarakat awam pernyataan ini masih menuai kontroversi, namun setidaknya negara melalui MK telah mengajarkan kepada kita untuk hidup toleran. Sehingga lambat laun diharapkan nantinya masyarakat dapat hidup berdampingan tanpa rasa curiga. Tanpa ada undang-undang yang membatasi warga negara agar bisa saling mengenal dan saling memahami suatu perbedaan.
Kedewasaan cara pikir masyarakat inilah yang bisa menjadi kontrol efektif bagi jalannya pemerintahan. Ketika pemerintahan itu tidak menjalankan amanat rakyatnya maka rakyat sendiri yang menghukumnya dengan tidak memberikan lagi tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya. Bukti nyata ini dapat kita saksikan dalam pilkada DKI 2012 dimana kekuatan rakyat bersatu memilih pemimpin baru demi masa depan Indonesia Baru.

Andai Saya Timses Foke: Momentum Emas Ramadhan

Pilkada DKI 2012 masih belum mencapai klimaksnya, siapa pemenang parade ini masih ditentukan 2 bulan lagi. Hasil sementara masih mengunggulkan tim pendatang Jokowi berpasangan dengan Ahok sementara tim tuan rumah Foke dan Nara masih diposisikan sebagai underdog. Namun perang belum usai, pesta kemenangan hari ini bukanlah hari kematian bagi pasangan yang dikalahkan. Hidup harus berlanjut, masih ada pertempuran yang lebih besar yang paling menentukan yaitu putaran final penentu untuk menjadi The Next Governor DKI tanggal 20 september 2012.
Lebih dari 60 hari waktu yang cukup untuk evaluasi dan menyusun strategi, tidak ada kata terlambat bagi yang kalah maupun pemenang sementara.
Tak lebih seminggu lagi Ramadhan pun tiba, masyarakat muslim akan disibukkan dengan berbagai ritual ibadah selama sebulan penuh. Momen inilah yang seharusnya dimanfaatkan Fauzi Bowo beserta timsuksesnya untuk melakukan kampanye terselubung. Namun apabila kegiatan ini dilakukan akan sulit sekali bagi panwaslu untuk mengawasinya sebab bisa saja kegiatan ini dilabeli dengan safari ramadhan.
Foke harus mau bekerja keras memanfaatkan momen emas ini dengan mengunjungi tiap kampung, tiap masjid dalam rangka berbuka puasa bersama setiap hari di masjid yang berbeda. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan dari berbuka puasa bersama , tarawih berjamaah, dan sahur bersama.
Selama ini citra yang melekat pada Jokowi tak dimiliki Foke yaitu kedekatan dengan rakyat terutama masyarakat miskin. Menurut saya Foke pun harus bisa mengubah citra itu dalam kurun waktu 2 bulan saja dimana satu bulan ini dia harus memanfaatkannya dengan maksimal. Inilah keuntungan Foke, sebagai pimpinan daerah diwilayahnya sendiri dia memiliki kebebasan berkunjung langsung menyentuh para calon pemilih.
Tim sukses Foke harus menyusun jadwal kunjungan ke masjid-masjid didaerah perkampungan miskin, daerah kumuh, dan daerah-daerah yang selama ini suaranya dikalahkan pasangan Jokowi-Ahok. Selanjutnya beliau juga harus bersedia untuk kurang tidur dengan melakukan sahur bersama dengan anak-anak jalanan disemua sudut kota jakarta.
Selain itu Foke sebagai gubernur harus menggelontorkan dana dari kas APBD untuk semua kegiatan keagamaan, seperti support untuk kegiatan tadarusan, makanan berbuka puasa, kegiatan remaja masjid dan bahkan THR untuk para pekerja outsorcing setidaknya yang bekerja dijajaran pemerintahan.
Agar lebih populer lagi Foke harus berani mengeluarkan dana dari kantong pribadinya sendiri zakat berupa modal usaha untuk pengangguran, kaum miskin kota, dan usaha kecil.
Selanjutnya ketika idulfitri tiba saya menyarankan Foke jangan Sholat Ied di Istiqlal, tapi pergi ke perkampungan kumuh, berlebaran dan berbaur dengan kaum dhuafa akan membuat citra Foke semakin mengkilau.
Selamat Mencoba!

Muhaimin sang UFO (Unidentified Fucking Oriented) Labour Minister


Saya terkaget membaca pernyataan Mennakertrans Muhaimin Iskandar pada tulisan Tumpulnya Rasa Berbahasa Muhaimin oleh salah seorang kompasianer. Inti dari pernyataan beliau yang disampaikan dalam menyikapi aksi Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia bahwa substansi dari pekerjaan yang dioutsourcing itu adalah pekerjaan tambahan, dimana pekerjaan tersebut bukan pekerjaan otak.
Jadi beliau menganggap pekerjaan seorang cleaning service, security, kurir dan pekerjaan kasar lainnya adalah kerjaan yang tidak berbasis otak. Secara pribadi saya sangat prihatin dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan para pejabat negara ini dalam mendiskreditkan rakyatnya sendiri yang notabene harus mereka lindungi dari penindasan kaum kapitalis. Padahal sebelumnya Marzuki Ali yang menjabat sebagai Ketua DPR-RI menyebutkan bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia bukan karena korupsi namun akibat dari kemalasan masyarakat itu sendiri.
Disini saya tidak akan membahas etika dan kepatutan seorang pejabat tinggi sebagai pemimpin dari rakyat yang telah mempercayainya untuk mengayomi dan melindungi sehingga mereka saat ini menjabat dipemerintahan.
Diluar itu kentara sekali para pejabat kita dalam melontarkan pendapat tanpa melalui pemikiran logika seorang pemimpin alih-alih filosofis dan ilmiah.
Kita tidak bisa membantah teori rujukan kaum buruh dalam menuntut hak-haknya cenderung berkiblat pada ideologi komunis karena dasar filosofis teori itulah yang relatif lebih berkeadilan dan berkemanusiaan. Sebelumnya saya sudah menuliskan dalam artikel terdahulu tentang kemiskinan dan upah dalam komunisme.
Secara garis besar pernyataan Muhaimin yang mengatakan bahwa para pekerja kasar memiliki takdir sebagai pekerja outsorcing karena tak memiliki peran signifikan dalam proses produksi adalah pernyataan yang tak berdasar.
Dalam filosofi Marxisme seorang pekerja yang telah bekerja dalam suatu proses produksi telah menyertakan tenaganya sebagai bentuk lain dari KAPITAL/MODAL dimana sang pekerja itu tidak memiliki kontribusi dalam kepemilikan alat produksi sebagaimana yang dimiliki oleh sang pemilik modal/KAPITALIS. Jadi tenaga yang dikeluarkan sang pekerja baik dibidang apa saja dalam proses produksi itu tetap saja dinilai sebagai Kapital/Modal yang menyatu dalam proses produksi, yang mana keadaan berbeda pada alat produksi yang telah tersedia sebelum proses produksi berjalan.
Tenaga kerja yang dikeluarkan para pekerja itu menyatu dalam produk jadi sebesar apapun kontribusinya, sehingga akhirnya produk jadi itu bisa dijual dan mendapatkan nilai jual baru yang merupakan hasil dari kolaborasi investasi alat produksi milik kapitalis dan tenaga para pekerja.
Tidak bisa begitu saja kita menafikan kontribusi tenaga yang diberikan seorang cleaning service terhadap produk jadi yang dihasilkan. Sebab peran seorang cleaning service berkaitan erat dengan produktifitas pekerja lain yang bersentuhan langsung dalam proses produksi itu.
Walaupun seorang cleaning service tidak memberikan langsung tenaganya dalam proses produksi namun hasil pekerjaan yang telah dilakukan akan memberikan suasana nyaman bagi pekerja lain yang terlibat langsung dalam proses produksi itu. Andaikan tidak ada cleaning service tentu saja suasana kerja akan kotor dan jauh dari kenyaman sehingga menganggu produktifitas kerja. Analogi dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan lain yang telah disebutkan sang menteri bertubuh pendek itu.
Pembahasan yang saya sampaikan ini hanya dari satu sisi saja untuk membantah anggapan sang menteri bahwa para pekerja tambahan tidak memiliki posisi penting dalam suatu perusahaan. Apalagi bila secara terminologi apa yang disampaikan Muhaimin bahwa para pekerja tambahan itu sama dengan pekerja yang tak menggunakan otak, menurutku Muhaiminlah yang perlu dibawa ke RSCM agar kepalanya bisa discan ada atau tidak apa yang disebutkannya tadi.....
Kaum Buruh Se-Indonesia Bersatulah!!!!!!




Eksperimen Politik Prabowo pada Pilkada DKI 2012


Hasil quick count Pilkada DKI 11 juli 2012 telah mementahkan opini lembaga-lembaga survey ternama yang meramalkan kemenangan pasangan Foke-Nara . Malah pasangan cagub yang tak diunggulkan Jokowi-Ahok terbukti meruntuhkan keangkuhan klaim lembaga survey dan para pengamat politik negeri ini. Opini-opini yang menyebutkan kalau pasangan ini akan jauh tertinggal daripada pilihan masyarakat DKI kepada inkumben berganti dengan teori-teori baru kemenangan fenomenal pasangan yang didaulat oleh PDIP-Gerindra.
Kemenangan ini tak terlepas dari peran media dalam menyampaikan berita indah tentang kiprah Jokowi dan Ahok semasa memimpin wilayahnya. Walaupun semasa tahapan kampanye sosialisasi pasangan Cagub-Wagub DKI ini masih terdengar hembusan isu SARA mengingat Ahok adalah Tionghoa beragama Nasrani alih-alih kaum minoritas untuk ibukota dari negara muslim terbesar didunia. Banyak dugaan hembusan isu SARA agar menolak kaum minoritas memimpin wilayah strategis ini semakin menguat pada putaran II Pilkada DKI.
Namun begitu Ahok sudah melewati masa testingnya pada putaran I pilkada DKI sebagai pasangan Jokowi dengan jumlah pemilih sekitar 40% penduduk Jakarta dan memenangi pilkada tahap I melampaui penduduk asli betawi sendiri yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI.
Kasus ini merupakan bukti penting bahwa masyarakat DKI terdiri dari muslim-muslim yang berpikiran terbuka dan toleran jauh dari anggapan sinis sebagian orang sebagai penganut Islam fanatik dan radikal. Mengingat beberapa kejadian yang pernah membelalak mata dunia tentang pembom-an JW Marriot, Ritz Carlton dan gerakan-gerakan Ormas Islam Radikal seperti FPI.
Terlepas dari itu semua bisa dipersepsikan bahwa opini-opini yang tercetus dari asumsi para pengamat politik, lembaga survey dan berbagai pihak tidak serta merta bisa dijadikan sebagai kesimpulan akhir dari sebuah pilihan politik masyarakat.
Masyarakat pemilih dalam hal ini DKI Jakarta mengenal sosok Jokowi-Ahok sebagai figur pemimpin ideal berdasarkan rekam jejak mereka dalam memimpin daerahnya. Masyarakat DKI tidak memandang Ahok sebagai Tionghoa atau nasrani tapi lebih sebagai pemimpin ideal. Walaupun pada sebagian kalangan Islam bahwa dalam hal memilih pemimpin haruslah yang seiman.
Dapat diasumsikan bahwa masyarakat mampu mengikis fatsun-fatsun syariah yang pragmatis demi mendapatkan sosok pemimpin ideal tersebut. Sehingga bisa disimpulkan masyarakat sekarang terkhusus masyarakat DKI Jakarta sudah memiliki kesadaran spiritual yang esoterik, tidak pragmatis dan lebih mementingkan esensi daripada labelisasi.
Fakta empiris inilah yang bisa menjadi rujukan bagi Prabowo Subianto Ketua Dewan Pembina Gerindra untuk melangkah maju mencalonkan diri menjadi RI-1 pada 2014 nanti.
Masih kuat diingatan masyarakat bahwa mantan Komandan Jenderal Kopassus ini pernah berjaya dimasa Orde Baru, sewaktu gejolak reformasi 1998 karirnya berakhir akibat tersandung kasus penculikan aktifis reformasi. Tidak bisa dibantah perolehan suara Gerindra pada pemilu legislatif 2009 yang tidak mencapai 5% secara Nasional merupakan bentuk hukuman masyarakat terhadap ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ini.
Namun insting politis Putra Begawan Ekonomi Prof. Sumitro Djoyohadikusumo ini tidak akan berhenti sampai disini. Prabowo memiliki hitungan politis sendiri sehingga beliau sangat konfiden untuk maju sebagai kandidat orang nomor satu dinegeri ini jauh dari asumsi dan opini sebagian pengamat yang meragukan keberterimaan masyarakat terhadapnya.

Walaupun berbeda kasus dengan Ahok sebagai kaum minoritas dapat dianalogikan sentimen negatif  Prabowo bisa dimentahkan dengan prestasi yang diukirnya melalui program kerja Partai Gerindra dan kiprahnya sebagai ketua HKTI melalui program-program pro kerakyatan yang selama ini telah dilakukan. Prabowo cepat atau lambat akan memberikan warna baru sebagai salah satu sosok pemimpin ideal yang dibutuhkan bangsa ini. Kita tidak pernah tahu langkah apa selanjutnya yang akan beliau jalankan setelah bidak didepan raja itu melangkah, mengingat  beliau adalah mantan Komandan Pasukan gerilya terlatih yang akhirnya akan melakukan SKAK MAT!!

Meraba Sikap Politik PKS pada Pilkada DKI Putaran II

1342057744457720979
Warga melintas di depan lukisan dinding yang mengajak untuk memilih dalam pilkada DKI Jakarta di Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (7/7/2012). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan 11 Juli mendatang sebagai hari libur di wilayah DKI berkenaan dengan Pilkada DKI Jakarta./Admin (KOMPAS/Agus Susanto)
Pendukung pasangan HNW-Didik pastinya kecewa dengan hasil quick count pilkada DKI 2012 dengan hanya mendapatkan sekitar 11% suara. Euforia pilkada 5 tahun lalu sewaktu mengusung Adang Dorojatun sebagai calon gubernur DKI pupus sudah. Tentunya elit partai yang berbasis massa Islam intelektual  itu akan melakukan evaluasi internal terhadap hasil yang telah dicapai untuk menentukan langkah-langkah politik kedepan. Evaluasi ini sangat strategis mengingat pertarungan yang lebih besar dan penting akan dihelat tak lebih dari 24 bulan lagi.
Belajar dari hasil pemilu 2009 dimana suara PKS anjlok hingga separuhnya dibanding pemilu 2004 ditambah lagi kejadian yang hampir sama kini menimpa kubu demokrat. Mengingat pencapaian jumlah suara hasil pemilu 2009 lalu Partai Demokrat meraup 34% suara namun kini dalam pilkada DKI 2012 suara itu tidak meningkat signifikan yang dicerminkan dari hasil suara Foke-Nara yang diusungnya padahal pasangan ini didukung oleh koalisi 11 partai. Bukan tidak mungkin secara riil hasil perolehan suara dari pendukung demokrat yang masih loyal hanya tinggal beberapa persen saja, sebagaimana yang terjadi pada PKS sewaktu pemilu legislatif 2009.
Tren pemilih warga DKI yang begitu dinamis tentu disikapi oleh para timses masing-masing partai dengan sangat hati-hati.
Hilangnya suara PKS pada pemilu legislatif 2009 dinilai karena PKS belum benar-benar memberikan bukti sebagai partai yang bersih/antikorupsi. Tidak adanya prestasi signifikan yang ditorehkan oleh kader-kadernya dalam kabinet Indonesia Bersatu jilid I. Sehingga swing voters mengalihkan suaranya ke pendatang baru partai Demokrat akibatnya yang tersisa adalah pendukung militan PKS diperkirakan sekitar 10% dari warga DKI. Hal ini diperkuat dengan hasil quick count pilkada DKI dengan memperoleh 11% suara untuk pasangan HNW-Didik.
Untuk selanjutnya PKS akan dihadapkan oleh pilihan yang sulit dalam memutuskan langkah koalisi dalam pilkada DKI putaran II. Sikap politik yang diambil akan berpengaruh besar pada citra partai kedepan alih-alih pemilu legislatif 2014 mendatang.


Menurut saya ada 3 opsi sikap politik PKS pada pilkada DKI putaran II:
1. Koalisi dengan Demokrat
Ini adalah pilihan yang paling mungkin ditubuh PKS, karena PD adalah mitra koalisi PKS di pemerintahan dan DPR walaupun kadang-kadang PKS mbalelo. Tetapi hal yang paling esensial adalah PKS sebagai Partai Dakwah yang dikenal sangat menjaga nilai-nilai Islami yang begitu kental tidak akan mudah berkoalisi atau memilih pemimpin yang berlatar belakang tidak beragama Islam. Tentu saja keputusan ini akan digodok di dewan Syariah PKS. Bisa diduga dewan syariah dan kalangan tradisional dalam internal PKS akan berpendapat bila masih ada pemimpin yang muslim maka tentusaja pilihan tak akan diberikan kepada yang tidak muslim. Apabila golongan tradisional berpendapat demikian maka Foke-Nara lah yang menjadi mitra koalisi.
Konsekuensinya apa?
Berkoalisi dengan PD pada masa sekarang adalah harakiri politik, sebab saat ini popularitas PD anjlok karena banyaknya kasus korupsi yang membayangi petinggi-petinggi Demokrat. Ditambah lagi PKS terkesan sebagai partai pro-status quo, apalagi Foke adalah mantan rival PKS pada pilkada sebelumnya.
2. Koalisi dengan PDIP-Gerindra
PDIP-Gerindra cenderung bertindak sebagai oposisi dalam pemerintahan SBY yang notabene PKS ada didalamnya. PKS dan PDIP tidak memiliki sejarah politik yang indah dalam parlemen maupun pemerintahan. Namun Jokowi dan HNW sebagaimana diberitakan memiliki ikatan emosional secara personal, hal inilah membuat sebagian orang berspekulasi kalau koalisi ini akan terjadi. Tapi faktor tersebut tidak populer dalam dunia politik, koalisi politis memiliki hitung-hitungan jangka pendek dan jangka panjang. Sosok Jokowi dan Ahok sudah melekat dalam benak masyarakat sebagai sosok pemimpin yang bersih dan antikorupsi dimana PKS selalu mengusung jargon tersebut sebagai alat kampanyenya. Kesamaan platform inilah yang memungkinkan PKS berkoalisi dengan PDIP untuk putaran II.
Konsekuensinya:
Manufer politik yang dilakukan PKS dengan mengusung calon pemimpin dari kalangan Islam abangan dan Nasrani akan memberikan citra bahwa PKS adalah partai Islam yang inklusif dan terbuka. Sentimen negatif yang mengasumsikan bahwa PKS terdiri dari orang-orang Islam beraliran wahabi akan terbantahkan. Hal ini sangat strategis untuk menarik simpati swing voters dari kalangan nasionalis dan Islam moderat. Bukan hal yang tak mungkin pada pemilu 2014 suara yang dulu pernah diambil PD akan kembali ke pangkuan PKS mengingat popularitas PD semakin anjlok. Namun bagi pemilih tradisional yang selama ini loyal kepada PKS kemungkinan akan menolak sikap politik ini, karena PKS lebih mementingkan kepentingan politik daripada khittahnya sebagai partai dakwah.
3. Tidak memiliki Sikap resmi dalam berkoalisi
Pilihan ini adalah pilihan paling aman yang akan diambil oleh PKS bila dialektika internal tidak menghasilkan keputusan yang mantap dalam berkoalisi pada putaran II. Berdasarkan kedua opsi diatas tentu saja PKS tidak ingin ikut-ikutan menanggung beban dosa politik partai demokrat berikut Fauzi Bowo yang disebut-sebut menyelewengkan APBD. Dilain pihak PKS juga tidak mau kehilangan suara dari pendukung militannya yang loyal.
Konsekuensinya:
Masyarakat akan menilai PKS adalah partai yang tak memiliki sikap politik yang tegas. Sikap ini adalah blunder politik dimana PKS terjebak untuk kedua kalinya dalam lobang yang sama seperti sewaktu pemilu presiden 2009. Pada waktu itu PKS sudah menggadang-gadang kadernya untuk disandingkan dengan SBY, bahkan berisyarat akan menarik dukungan bila salah satu kadernya tidak dijadikan wakil presiden. Pendukung PKS banyak yang kecewa ketika SBY lebih memilih Budiono sebagai wakil, terlebih lagi ketika akhirnya PKS memutuskan koalisi dengan pemerintahan SBY.
Lantas apa kira-kira opsi yang akan dipilih PKS? Wallahu a'lam bishowab...

Psikologi Pemilih ditengah Badai Korupsi

Sejauh ini hasil quick count dari berbagai lembaga survey menggambarkan kemenangan pasangan Jokowi-Ahok dalam pilkada DKI 2012. Hal ini merupakan berita yang mengejutkan berbagai pihak terutama lembaga-lembaga survey yang selama ini berkoar-koar dengan hasil survey nya yang memenangkan pasangan inkumben. Tidak bagi saya dan mayoritas warga DKI (saya sudah memprediksikan lewat postingan saya sebelumnya) bahwa pilkada ini akan dimenangkan pasangan yang diusung PDIP-Gerindera.
Tidak ada analisa yang menjlimet dari tulisan ini, tidak akan dijumpai teori yang cerdas dalam tulisan ini. Ini adalah tentang kesadaran (consciousness) sebagai warga negara sebagai personal.
Bermacam strategi kampanye dilakukan para kandidat-kandidat yang akan bertarung dalam pilkada DKI seperti penyebaran poster-pamflet-spanduk-brosur-selebaran baik berisikan tentang program, slogan maupun foto. Dilain kesempatan ada yang merlakukan pengobatan gratis, pengerahan massa, mengundang artis, bakti sosial, santunan dan banyak tingkah polah lain dimana sang pemilik suara terbanayak tidak atau minimal melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh para rival.
Jokowi-Ahok berkampanye simpatik dengan bertatapan langsung dengan masyarakat, bersahaja, jauh dari arak-arakan mobil mewah, malah menggunakan fasilitas angkutan umum serta menolak menggunakan stadion GBK sebagai unjuk massa. Tapi apakah itu kunci kemennagan pasangan ini? Tidak! Maksudnya bukan hanya itu, ini hanya remah hanya faktor kecil.
Kesahajaan kampanye yang dilakukan Jokowi dan Ahok tidak cuma pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta saja, tapi jauh sebelum itu.
Semua orang tahu kalau Jokowi saat ini memimpin kota SOLO, dia dikenal rakyatnya sebagai pemimpin yang bersahaja, dekat dengan rakyat, bersih dari korupsi dan sukses mengembangkan daerahnya, malah berani melawan keputusan atasannya untuk memberi peluang bagi kapitalis besar membuka mall diwilayahnya.
Banyak juga orang yang tahu sepak terjang Ahok sebagai bupati Belitung, tak jauh beda dengan Jokowi. Melihat Ahok sama dengan melihat Jokowi, mereka adalah pemimpin yang dicintai rakyatnya karena merekalah satu-satunya pemimpin yang menjadi pelayan rakyatnya saat ini.
Tindakan mereka akhirnya terekam dalam benak masyarakat, masyarakat kini punya persepsi tentang pemimpin ideal.
Apakah hanya faktor tersebut diatas yang membuat mereka terpilih sebagai suara mayoritas hasil quick count? Tidak!
Pasangan Jokowi-Ahok berkebetulan berada pada tempat dan waktu yang tepat.
Pilkada DKI Jakarta yang dilakukan pada tgl 11 juli 2012 ini adalah momen besar bagi tokoh-tokoh yang dipersepsikan sebagai malaikat. Karena apa?
Saat ini di media berita tentang kebobrokan pejabat negara yang melakukan korupsi begitu intens dan mengerikan. Korupsi sudah seperti badai tornado yang melanda negara ini. Century sudah mulai dilupakan, namun ingatan itu masih ada lalu dihantam lagi dengan kasus petinggi-petinggi partai Demokrat yang diduga melakukan megakorupsi, korupsi kitab suci, kementerian agama yang diduga sebagai institusi yang paling banyak menghabiskan uang negara dan ribuan masalah lain. Pastinya membuat masyarakat jenuh seperti melihat kabut gelap yang mengerikan.
Gambaran tersebut menjadi kontras ketika sosok Jokowi-Ahok muncul ke permukaan. Pasangan ini seperti air bening ditengah gurun maka mereka layak dipilih.
Namun bila pemilu dilaksanakan 5 tahun yang lalu atau pada kesempatan lain, belum tentu pasangan ini menang.
Analoginya adalah seperti pada pemilu presiden tahun 2009 lalu, ketika dimenangkan dengan telak oleh pasangan SBY-Budiono.
Pada saat itu masyarakat punya persepsi tentang pemimpin yang tegas dan pro rakyat kecil pada sosok Mega-Prabowo, lalu ada sosok JK yang dinilai sebagai sosok yang bertindak cepat dan tepat. Namun mereka tidak memiliki suara yang signifikan sehingga bisa dikalahkan hanya dalam satu putaran.
Saat itu kehadiran sosok Mega-Prabowo tidak memiliki nilasi urgensi sebagai tokoh yang Tergas dan Prorakyat kecil, begitu juga JK-Wiranto kehadiran mereka tidak memiliki signifikansi yang penting untuk menjadi pemimpin yang betindak cepat dan tak ragu-ragu. Karena pada saat itu issue politik dalam negeri cenderung stabil. Tidak ada gejolak dan fluktuasi gelombang politik ekonomi  seperti saat ini.
Ini hanya sekedar asumsiku.......

Mahfud MD Bullshit, Ateis Yes! Komunis (Masih) No!

Pernyataan Mahfud MD kepada Perdana Mentri Jerman Angela Merkel tentang diperbolehkannya penganut Ateis dan Komunis di Indonesia merupakan hal yang tidak saja mengejutkan tetapi membuat shock sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlepas pro-kontra pernyataan ini, Mahfud MD adalah seorang yang mengepalai Mahkamah Konstitusi, dimana institusi tersebut sebagai salah satu lembaga peradilan yang berwenang serta berkewajiban menjaga atau menjamin terselenggaranya konstitusionalitas hukum.
Andaikan masyarakat Indonesia mau mengkaji kembali Undang-Undang yang sudah ada maka kontroversi ini tidaklah perlu menjadi polemik yang berkepanjangan. Karena pernyataan Mahfud MD secara lisan kepada Perdana Mentri Jerman tersebut sebenarnya sudah tertuang dalam Undang-undang yang berlaku, sebagai berikut:

Partikel Tuhan Bukan TUHAN

Di media sekarang ini ramai sekali membicarakan penemuan Higgs Boson alias Partikel Tuhan. Bukan berarti fenomena ini sebagai wujud masyarakat (awam seperti saya) sudah konsen dengan ilmu Fisika. Yang menjadi menarik adalah ada sangkut paut kata TUHAN disitu. Sekali lagi saya tidak bermaksud menjelaskan apa itu Higgs Boson yang menurutku adalah kajian yang begitu membuatku 'bosan' apalagi banyak kalangan orang beragama mengkaitkannya dengan 'Tuhan'. Penjelasan tentang Higgs Boson secara ilmiah dan rinci bisa di search sendiri oleh siappun yang memiliki ketertarikan dibidang ini secara jelas dan gamblang tanpa perlu pemahaman dari saya yang tak cerdas ini.

Kasak Kusuk Saweran Gedung KPK

Entah apa dikepala pejabat-pejabat negara ini, ditengah skandal besar korupsi yang melibatkan tokoh partai politik, anggota DPR, aparat pemerintahan, departemen pajak, Bank Indonesia dan banyak lembaga lain yang menjadi Pe-eR KPK. Namun sekarang justeru yang menjadi polemik adalah rencana pembangunan gedung baru KPK dengan anggaran 200 Milyar rupiah.  Penangkapan dan pemeriksaan para pejabat serta tokoh-tokoh yang diduga korupsi belum mencapai titik orgasmenya namun masyarakat sudah diberikan issue baru mengenai rencana pembangunan gedung KPK alasannya gedung lama sudah tidak memadai.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More