Entah apa dikepala pejabat-pejabat negara ini, ditengah skandal besar
korupsi yang melibatkan tokoh partai politik, anggota DPR, aparat
pemerintahan, departemen pajak, Bank Indonesia dan banyak lembaga lain
yang menjadi Pe-eR KPK. Namun sekarang justeru yang menjadi polemik
adalah rencana pembangunan gedung baru KPK dengan anggaran 200 Milyar
rupiah. Penangkapan dan pemeriksaan para pejabat serta tokoh-tokoh yang
diduga korupsi belum mencapai titik orgasmenya namun masyarakat sudah
diberikan issue baru mengenai rencana pembangunan gedung KPK alasannya
gedung lama sudah tidak memadai.
Saya tidak mau berpusing-pusing tentang polemik ini, setahu saya KPK
bertugas menangkap dan mengadili para koruptor. Selama ini sudah sampai
dimana kerjanya? Boleh ditanya semua masyarakat apakah mereka puas
dengan kinerja KPK? Bagaimana kisah lengkap skandal Miranda Gultom, yang
katanya ada aktor besar dibelakangnya? Bagaimana kisah Wisma atlet?
Hambalang? Cerita 'GAYUS' saja belum tuntas.
Sekarang malah KPK yang ngambek karena tidak dikabulkan oleh Komisi III
tentang pengajuan pembangunan gedung baru KPK. Malah mencari saweran
dari masyarakat, masyarakat yang mana? Justeru KPK akan terperosok
kedalam lubang yang dia gali sendiri, siapa yang paling berkepentingan
dengan KPK? Jangan-jangan para koruptor justeru memanfaatkan moment ini
dengan memberikan sumbangan ke KPK kalau tak mau disebut Gratifikasi.
Kalau dipikir masyarakat juga seharusnya tak perlu memberi sumbangan
yang bila ditotal sekitar 200 milyaran untuk membangun sebuah gedung
yang tentunya jauh dari sederhana. Padahal masih banyak rakyat indonesia
yang hidup dikolong jembatan. Apakah dengan gedung yang sudah ada KPK
tidak bisa bekerja memeriksa dan menangkapi para koruptor?
Dengan meminta sumbangan kepada masyarakat selain menjatuhkan wibawa KPK
juga Lembaga Negara seperti DPR dan Presiden. Hal ini justeru seperti
membangun arena pertempuran baru antaralembaga tinggi negara yang
seharusnya saling menguatkan untuk membangun negara ini. Presiden
sendiri seyogianya tidak memiliki wewenang untuk memberikan penilaian
tentang masalah ini. Samahalnya Presiden SBY seharusnya tidak perlu
repot mengurusi kader partai demokrat yang korupsi. namun pemberitaan di
media presiden selalu disibukkan dengan gonjang-ganjing partai Demokrat
dan sekarang polemik pembangunan gedung baru KPK.
Tunggu nanti apapula pernyataan Presiden SBY mengenai polemik ini, sebab
KPK merupakan lahan empuk untuk mencari simpati dari masyarakat. Apakah
momen ini juga akan digunakan pihak-pihak tertentu untuk mencari
simpati dan dukungan menuju 2014 nanti.
Jadi teringat kisah jenaka:
Ada 3 kontraktor masuk surga, yang pertama Orang Jerman, kedua Jepang
dan yang seorang lagi kontraktor dari Indonesia. Pada suatu waktu
malaikat mengundang ketiga orang ini utnuk tender pembangunan Jembatan
disurga. Masing-masing kontraktor membawa proposal proyeknya untuk
dipilih dan disetujui.
Kontraktor Jerman mengajukan dana 1 Milyar, dengan rincian jembatan ini
dibangun dengan teknologi canggih dan menggunakan bahan-bahan dengan
teknologi terbaru.
Sementara kontraktor Jepang mengajukan dana setengahnya yaitu 500 juta,
dengan rincian jembatan dibangun dengan teknologi sederhana dan kualitas
tak kalah dengan si Jerman.
Lalu pas giliran kontraktor Indonesia disuruh presentasi, dia mengajukan
dana 1 Milyar juga sama persis dengan anggaran si Jerman. Ketika
malaikat bertanya padanya kenapa dengan harga segitu, tentu memiliki
keunggulan dari si Jerman atau Jepang tanya malaikat. Kontraktor
Indonesia langsung mendekat dan berbisik kepada malaikat, dia bilang
"yang 500 juta kita suruh si Jepang yang mengerjakan, dan yang 500 juta
lagi kita bagi dua".
:P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar